METAMORFOSIS
Cermin kusam pada bias cahaya lampu temaram
Pantulkan sendu tatapan mata pada wajahku berkarat
Cermin kusam mewujud sebuah lorong yang menarik pandangan
Mataku mengekor pada torehan-torehan di dindingnya
Hingga kupu-kupu kecil mengajakku menari
Sayap-sayap kecilnya mengepak lentik di ujung hidungku
Aku hanya diam pada gelapnya hati tanpa lilin
Sedikit rasa tergerak untuk menari bersama
Namun pantulan wajah berkarat pada cermin usang
Menarikku untuk kembali pada dinding lorong berlumut
Aku ingin pulang
Dan lorong itu terus menarikku semakin dalam
Cermin kusam pada bias cahaya lampu temaram
Kubenamkan karat wajahku di dalamnya
Semakin dalam dan bertambah dalam
…..
Kini aku hanyalah seekor ulat kecil yang menggeliat kecil
Tanpa mata yang ada hanya telinga
Mencoba mencari hangatnya cahaya melalui suara
Kadang aku memaki… kadang aku berteriak
Menggeliat menyeruak dalam lembabnya tanah
Tapi aku tak tahu sama sekali apa itu cahaya
Aku terdiam dalam rasa yang tak kumengerti
Aku berteriak dengan suara yang tak aku pahami
Bahkan aku tidak tahu seperti apa bentuk ulat
Aku hanyalah jiwa kosong
Kosong…
Dan kosong!!!
…..
Sesuatu yang hangat membungkus tubuh lunakku
Apakah itu cahaya?
Entah siapa yang tahu
Aku merasa sesuatu yang kering merayapi tubuhku
Menjalar dari dalam jantungku mengoyak kulit kesadaranku
Dan kubiarkan darahku pasrah mengalir di sungai-sungai kecilnya
Serupa rahim ibu membungkus seluruh tubuhku
Kubiarkan diri ini terlelap dalam hangatnya
Hingga satu pagi sepasang sayap mengoyak dinding serupa rahim
Dan sepasang sayap itu muncul dari punggungku
Sayap? Dari mana aku tahu kalau itu sayap?
Bahkan aku tak memiliki satu matapun untuk melihatnya!
Tidak! Aku yakin kalau itu sepasang sayap
Aku bisa merasakannya
Aku bisa mengepakannya
Lihatlah seandainya kau juga memiliki mata
Maka lihatlah dengan matamu
Ini adalah sepasang sayap yang siap menerbangkanku
Sepasang sayap yang akan menghantarku pada mimpi-mimpiku
…..
Kepak sayap melayangkan asing tubuhku
Aku tidak seperti berada dalam diriku
Tapi aku tidak peduli siapa aku sekarang!
Yang penting aku dapat menemukan cahaya
Sebagai tujuan hidup yang tak pernah aku mengerti
Aku terus melayang mencari cahaya dengan pendengaran
Aku terus mengepakkan sayapku
Mencoba bertahan dari ketidak pastian
Hingga aku merasakan sesuatu yang hangat dan semakin hangat
Bertambah dekat terasa yakin dalam kosongnya jiwaku
Aku yakin itu cahaya
Aku dapat merasakannya bukan dengan penglihatanku atau pendengaranku
Tapi dengan hatiku
Aku telah menemukan cahaya!!!
….
Aku terus mendekat
Sesuatu yang hangat bertambah rasa panas
Aku yakin itu cahaya!!!
Aku terus mendekat dengan rasa panas yang menyayat
Ini bukan hanya cahaya!
Ini sumber cahaya! Aku telah menemukan sumber cahaya!
Teriakku dengan tubuh yang menguap
Aku merasakan rasa hangat yang semakin panas
Aku rasakan panas menyengat yang berangsur dingin
Dingin?
Aku rasakan dingin dan semakin dingin
Dimana rasa hangat itu? Aku kehilangannya!
Aku kehilangan cahaya yang baru saja kutemukan
Aku merasakan sebuah selimut dingin yang memelukku
Dan sayapku semakin mengepak ringan
Mengajakku terbang menembus jutaan cahaya
Yang tak memiliki rasa hangat
Aku sirna dalam mimpi-mimpiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar