Senin, 01 Juni 2009

Sebungkus Puisi

METAMORFOSIS

Cermin kusam pada bias cahaya lampu temaram

Pantulkan sendu tatapan mata pada wajahku berkarat

Cermin kusam mewujud sebuah lorong yang menarik pandangan

Mataku mengekor pada torehan-torehan di dindingnya

Hingga kupu-kupu kecil mengajakku menari

Sayap-sayap kecilnya mengepak lentik di ujung hidungku

Aku hanya diam pada gelapnya hati tanpa lilin

Sedikit rasa tergerak untuk menari bersama

Namun pantulan wajah berkarat pada cermin usang

Menarikku untuk kembali pada dinding lorong berlumut

Aku ingin pulang

Dan lorong itu terus menarikku semakin dalam

Cermin kusam pada bias cahaya lampu temaram

Kubenamkan karat wajahku di dalamnya

Semakin dalam dan bertambah dalam

…..

Kini aku hanyalah seekor ulat kecil yang menggeliat kecil

Tanpa mata yang ada hanya telinga

Mencoba mencari hangatnya cahaya melalui suara

Kadang aku memaki… kadang aku berteriak

Menggeliat menyeruak dalam lembabnya tanah

Tapi aku tak tahu sama sekali apa itu cahaya

Aku terdiam dalam rasa yang tak kumengerti

Aku berteriak dengan suara yang tak aku pahami

Bahkan aku tidak tahu seperti apa bentuk ulat

Aku hanyalah jiwa kosong

Kosong…

Dan kosong!!!

…..

Sesuatu yang hangat membungkus tubuh lunakku

Apakah itu cahaya?

Entah siapa yang tahu

Aku merasa sesuatu yang kering merayapi tubuhku

Menjalar dari dalam jantungku mengoyak kulit kesadaranku

Dan kubiarkan darahku pasrah mengalir di sungai-sungai kecilnya

Serupa rahim ibu membungkus seluruh tubuhku

Kubiarkan diri ini terlelap dalam hangatnya

Hingga satu pagi sepasang sayap mengoyak dinding serupa rahim

Dan sepasang sayap itu muncul dari punggungku

Sayap? Dari mana aku tahu kalau itu sayap?

Bahkan aku tak memiliki satu matapun untuk melihatnya!

Tidak! Aku yakin kalau itu sepasang sayap

Aku bisa merasakannya

Aku bisa mengepakannya

Lihatlah seandainya kau juga memiliki mata

Maka lihatlah dengan matamu

Ini adalah sepasang sayap yang siap menerbangkanku

Sepasang sayap yang akan menghantarku pada mimpi-mimpiku

…..

Kepak sayap melayangkan asing tubuhku

Aku tidak seperti berada dalam diriku

Tapi aku tidak peduli siapa aku sekarang!

Yang penting aku dapat menemukan cahaya

Sebagai tujuan hidup yang tak pernah aku mengerti

Aku terus melayang mencari cahaya dengan pendengaran

Aku terus mengepakkan sayapku

Mencoba bertahan dari ketidak pastian

Hingga aku merasakan sesuatu yang hangat dan semakin hangat

Bertambah dekat terasa yakin dalam kosongnya jiwaku

Aku yakin itu cahaya

Aku dapat merasakannya bukan dengan penglihatanku atau pendengaranku

Tapi dengan hatiku

Aku telah menemukan cahaya!!!

….

Aku terus mendekat

Sesuatu yang hangat bertambah rasa panas

Aku yakin itu cahaya!!!

Aku terus mendekat dengan rasa panas yang menyayat

Ini bukan hanya cahaya!

Ini sumber cahaya! Aku telah menemukan sumber cahaya!

Teriakku dengan tubuh yang menguap

Aku merasakan rasa hangat yang semakin panas

Aku rasakan panas menyengat yang berangsur dingin

Dingin?

Aku rasakan dingin dan semakin dingin

Dimana rasa hangat itu? Aku kehilangannya!

Aku kehilangan cahaya yang baru saja kutemukan

Aku merasakan sebuah selimut dingin yang memelukku

Dan sayapku semakin mengepak ringan

Mengajakku terbang menembus jutaan cahaya

Yang tak memiliki rasa hangat

Aku sirna dalam mimpi-mimpiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar